SEKELUMIT KISAH JOBS

9999--JOBSSebuah biopik yang mencoba mengangkat sebagian kisah Jobs, tanpa masa kecil dan tanpa perjuangannya melawan kanker.

JOBS

Sutradara    : Joshua Michael Stern
Skenario    : Matt Whiteley
Pemain    : Ashton Kutcher, Josh Gad, Dermot Mulroney, Matthew Modine, JK Simmons

Apple Town Hall, 2001

“ Aku ingin menunjukkan sesuatu yg belum pernah ditemukan di dunia ini.  Alat yang akan saya sajikan di hadapan kalian ini akan menjadi sebuah revolusi.” Steve Jobs, yang mengenakan celana jins dan kaos turtleneck hitam itu merogoh sesuatu dari saku celananya, “inilah alat dengan 1000 lagu di dalam saku celanamu…memperkenalkan The Ipod…..”

Jobs mengeluarkan ipod berwarna perak, berkilat dan mengacungkannya di atas panggung. Seluruh staf Apple  terperangah, kagum dan segera saja menyambut dengan tepuk tangan dan berdiri.  “Proyek kecil rahasia’ yang terdiri dari tim kecil termasuk Steve Jobs sebagai penggagasnya memang sengaja menyimpan pembuatan proyek ini dan ingin mengejutkan dunia dengan temuannya yang kelak memang membuat revolusi. Senyum Jobs terpancar dari pantulan keping ipod yang digenggamnya.
Itulah pembukaan film Jobs yang seolah membuat ‘rekonstruksi’ gaya  Steve Jobs yang selalu tampil dengan ‘seragam khas’nya itu  saatmemperkenalkan produk terbarunya di hadapan staffnya; yang kelak dinikmati dunia.

Rekonstruksi itu dilakukan oleh aktor Ashton Kutcher, sebuah nama yang semula membuat para calon penonton ragu. Ketika nama ini diumumkan untuk memerankan Jobs, sang jenius penemu Apple dan visioner terkemuka dunia itu, baik penggemar fanatik Mac maupun penggemar film khawatir dan  protes. Tak mengapa wajah dan potongan tubuh Kutcher  yang mirip dengan Jobs muda.  Yang penting apakah komedian yang selama ini dikenal dari serial televisi That 70s Show dan Two and a Half Men serta beberapa film komedi  lainnya mampu menjadi Steve Jobs? Siapa yang akan rela membiarkan aktor pecicilan ini beralih wujud menjadi Steve Jobs yang dipuja dunia itu?

Ternyata Kutcher tidak pecicilan. Dia menggarap seluruh pekerjaan rumahnya sebagai aktor yang ditugaskan masuk ke dalam tujuh salah satu tokoh terkemuka abad ini. Bukan hanya wajah, tapi gerak-gerik, caranya berjalan telanjang kaki hingga saat dia begitu larut dalam proyeknya hingga apapun tak boleh menghalanginya; tak juga berita kekasihnya yang hamil.

Film ini  kemudian berlayar kembali ke tahun 1974 ketika Jobs sudah keluar dari Reed College karena tak mampu membayar uang kuliah yang mahal. Tetapi  Dekan Jack Dudman (James Wood) yang menyadari betapa jeniusnya mahasiswa ini dan  membiarkan dia tetap ikut  kuliah. Perkenalan Jobs  dengan   Steve “The Woz” Wozniak (Josh Gad)  yang kelak menjadi partnernya  melahirkan  Apple dan membuat sebuah revolusi teknologi. (more…)

From The JAKARTA GLOBE, Oct 31, 2013: http://www.thejakartaglobe.com/opinion/ceritalah-longing-for-home

Ceritalah: Longing for Home

By Karim Raslan

Leila Chudori has written an epic. At over 456 pages (including footnotes), “Pulang” is an ambitious slab of fiction crammed with a rich and diverse cast of characters whose lives have been swept along by Indonesia’s dramatic and at times extremely tragic contemporary history.

However, this is not a dry, text-book account of the post-Independence era. While the rise, fall and bloody dismantling of the Indonesian Communist Party (PKI) is the engine driving the storytelling, Chudori — an experienced Tempo editor and film-reviewer — wisely chooses to focus her attention on a peripheral figure, Dimas Suryo — a flaneur, a happy-go-lucky journalist swept along by events.

Dimas is “Everyman”: he is a sensualist who loves his women but lacks the fortitude and gritty determination to hold onto them. Trapped abroad (in Paris) by a twist of fate just as the PKI is being hunted down, Dimas is forced to become a cook at an Indonesian restaurant called Tanah Air, channelling his creative energies and his desperate longing to return home into his food.

Chudori is a prodigious and impressive storyteller, switching the narrative between various characters across decades and continents. For example, we get to know Dimas as a father, a son, a husband, a loyal friend and feckless lover. (more…)