21 – 23 Februari 2014
Perth Writers Festival (more…)
INDONESIA TANPA TARIKH
TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK
Sutradara : Sunil Soraya
Skenario : Donny Dhirgantoro, Imam Tantowi
Berdasarkan novel karya Hamka
Pemain : Herjunot Ali, Pevita Pearce, Reza Rahadian, Jajang C.Noer
Sebuah film berdasarkan roman Hamka yang sangat disukai penonton Indonesia. Adegan semasa di Batipuh adalah bagian terbaik.
Kali ini kita akan menyingkirkan debat masa lalu tentang tuduhan Pramoedya Ananta Toer terhadap Hamka atas novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Novel yang terbit tahun 1939 ini , dan masih saja mengalami cetak ulang, pernah dianggap sebagai plagiat dari novel Sous les tilleuls (1832) karya novelis Prancis Jean-Baptiste Alphonse Karr.
Diskusi itu bisa saja diangkat kembali suatu hari. Tapi kini nampaknya masyarakat penonton Indonesia tengah terperangah dengan film yang berskala besar arahan Sunil Soraya yang hingga sudah mencapai ratusan ribu penonton.
Untuk filmnya yang kedua setelah film Apa Artinya Cinta (2005), Sunil mengerahkan duit, tenaga dan perangkat yang habis-habisan. Dengan modal cerita klasik yaitu percintaan yang kandas; kritik terhadap kerasnya adat istiadat; bunuh diri salah satu tokoh dan tenggelamnya sang kapal, film ini memang sudah menarik perhatian penonton Indonesia yang gemar kisah cinta tragis.
Film ini dimulai dengan kisah Zainuddin (Herjunot Ali) , putera dari pasangan Minang dan Makassar yang kembali ke kampung Ayahnya di Batipuh, Sumatera Barat. Karena ia bukan turunan murni dari Minang, kedatangannya kurang diterima dengan hangat. Apalagi untuk menjalin kasih dengan kembang desa Nurhayati (Pevita Pearce). Karena sejoli ini saling jatuh cinta, mamak Hayati segera mengirim Zainuddin meneruskan pendidikan agama ke Padang Panjang.Dengan tangis berurai-urai, sejoli itu berjanji tetap setia.Panjang betul adegan ini persis adegan dalam roman Balai Pustaka.
Di Padang Panjang, Hayati mencoba menemui Zainuddin dengan dalih ada pertandingan kuda. Hayati menginap di rumah Khadijah, sahabatnya yang berasal dari keluarga kaya raya yang langsung saja mendandani Hayati bak gadis kota. Di Padang Panjang pula Hayati bertemu dengan abang Khadijah, Aziz (Reza Rahadian), pemuda tampan yang selalu perlente. (more…)
Review: Voices from the unheard
http://www.insideindonesia.org/feature-editions/review-voices-from-the-unheard
A Talk at 2013 Ubud Writers and Readers Festival
http://goenawanmohamad.com/2013/10/15/a-talk-at-2013-ubud-writers-and-readers-festival/
SEORANG SOEKARNO UNTUK INDONESIA
Tak mudah menampilkan sosok sejarah terbesar di negeri ini dalam sebuah biopik. Hanung menaklukkan berbagai kerumitan itu.
SOEKARNO
Sutradara : Hanung Bramantyo
Skenario : Ben Sihombing dan Hanung Bramantyo
Pemain : Ario Bayu (Sukarno), Maudy Koesnaedi (Inggir Ganarsih), Lukman Sardi (Hatta), Tanta Ginting (Sjahrir), Tika Bravani (Fatmawati), Ferry Salim (Sakaguchi)
Produksi : Multivision Plus, Mahaka Pictures dan Dapur Film
Soekarno di layar Anda adalah sebuah rekaan, sebuah konsep, sebuah kekaguman dan pesona Hanung Bramantyo terhadap seorang tokoh besar. Ini sebuah film cerita; bukan film dokumenter, apalagi buku teks sejarah. Pada akhirnya film ini adalah sebuah sebuah adaptasi; serangkaian imajimasi seorang sineas yang ditumpahkan untuk tontonan hiburan.
Bahwa sosok yang diperankan Ario Bayu itu diciptakan berdasarkan seorang tokoh besar peletak batu negeri ini, orator ulung, agitator massa, presiden Indonesia pertama yang kelak juga dikenal sebagai pecinta keindahan (perempuan) sekaligus politikus yang akhirnya terasing di masa wafatnya, itu yang kemudian menjadi persoalan. Seberapa jauh seorang kreator memiliki lisensi untuk mengunggahkan imajinasinya? Dan seberapa jauh mereka yang merasa ‘memilikki’ dan ‘mengenal dekat’ sosok ini berhak mengklaim “itu bukan orang yang saya kenal”?
Pertama-tama Soekarno (atau belakangan sang Presiden sendiri yang ingin menggunakan ejaan baru menjadi Sukarno) adalah milik publik. Itu tak bisa dihapus dan tak bisa diralat. Terlepas kecerewetan kita terhadap berbagai detil dalam film ini, kita harus tetap mengakui, ini adalah bayangan sang sutradara terhadap tokoh yang dikaguminya itu. (more…)