DRUPADI

https://www.youtube.com/results?search_query=drupadi+bts

DRUPADI
Director : Riri Riza
Script : Leila S.Chudori
based on Mahabharata
Starrring: Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Dwi Sasono, Butet Kertaredjasa, Ario Bayu, Whani Darmawan Production : SinemArt, Miles Film

16 Oktober 2014

Indonesian literature, a biennial event “Paris as viewed from Jakarta” in Paris
(more…)

15 Oktober 2014

Discussion on Pulang at de l’Institut Universitaire Asie-Pacifique
(more…)

TAK SEKEDAR KENANGAN DARI HINDIA BELANDA

9999--FRIDUS

Photo by Fridus Steijlen

Di Festival Tong Tong, Belanda, seniman Hungaria Péter Forgács menyajikan sebuah pameran besar yang menayangkan puluhan arsip film amatir tentang kehidupan Hindia Belanda. Sejarah atau sekedar kenangan?

***

“Semua penduduk lokal ini ingin berkulit putih. Seandainya mereka bisa menjadi bangsa berkulit putih dengan cara memotong kelingking mereka, pastilah seluruh Indies akan penuh dengan orang-orang tanpa kelingking….

Demikian tulis Willem Walraven, seorang tentara Belanda yang ditempatkan di Indonesia pada masa kolonial—yang oleh Belanda disebut Hindia Belanda. Dia menikah dengan gadis Indonesia bernama Itih dan mempunyai sembilan orang anak. Belakangan, Walraven menjadi administrator perkebunan gula, lantas ia lebih dikenal sebagai seorang wartawan. Kutipan di atas adalah salah satu suratnya yang ditulis untuk keponakannya di Belanda.

Surat ini adalah bagian dari puluhan surat yang dibacakan oleh aktor Belanda dalam peran video instalasi  “Sluimerend Vuur” atau “Looming Fire: Stories from the Dutch Indies”, sebuah pameran karya  sineas  Hongaria Péter Forgács  yang menggunakan puluhan arsip film amatir dan ratusan surat-surat penduduk Hindia Belanda  dari tahun 1900-1945. Pameran ini adalah salah satu acara utama Festival Tong Tong yang diselenggarakan di Den Haag bulan Juni.  Setahun lalu,  pameran ini disajikan beberapa bulan lamanya di Eye Filmmuseum, di Amsterdam selama dua bulan dan mendapatkan reaksi positif. Itulah  sebabnya Direktur Festival Tong Tong Fair Siem Boon dan  Ellen Derksen menganggap penting untuk memperlihatkan pada masyarakat Belanda tentang sebagian hidup keseharian di Indonesia masa kolonial. (more…)