CERITA DARI RIMBA, CERITA SEORANG BAPAK
Inilah film yang seharusnya nanti menobatkan Leonardo DiCaprio sebagai aktor terbaik dalam Academy Awards. Sebuah kisah dari rimba Amerika di abad 19
Sutradara : Alejandro G. Iñárritu
Skenario : Alejandro G. Iñárritu dan Mark L.Smith
Berdasarkan novel karya Michael Punke
Pemain : Leonardo DiCaprio, Tom Hardy, Domhnall Gleeson
“Ingatlah suara angin.”
Suara Hawk (Forrest Goodluck ) mengobati seluruh luka besar di sekujur tubuh Hugh Glass yang baru saja diterkam seekor beruang betina yang murka. Bapaknya, Glass (Leonardo DiCaprio) yang tak mampu mengeluarkan suara seketika tercekat teringat di masa lalu dialah yang menenangkan anaknya yang sudah terkapar akibat serangan tentara kulit putih yang membakar perumahan orang-orang Indian.
Ini mungkin adegan yang paling mengerikan dan brutal sekaligus kontroversial—karena kekejiannya—tetapi merupakan satu titik balik cerita yang menentukan nasib para tokoh-tokohnya.
Ini semua terjadi pada tahun 1823 di kawasan Montana dan Dakota Selatan. Sekelompok pemburu bulu binatang yang dipimpin Kapten Andrew Henry (Domhnall Gleeson) menembus rimba Louisiana Purchase yang perawan, diselimuti salju, penuh binatang buas dan juga dikuasai oleh beberapa suku Indian yang masih saling berperang. Hugh Glass dan puteranya, Hawke, yang menikah dengan perempuan Indian—yang sudah tewas dibunuh kelompok kulit putih—adalah anggota penting dalam kelompok pemburu, karena dialah yang bakal mengenal kondisi di dalam hutan itu. (more…)
MENCARI RUMAH (IBADAH) YANG AMAN
Kisah nyata tentang tim wartawan yang membongkar kasus pelecehan seksual para pastur yang berlangsung bertahun-tahun. Nominasi Film Terbaik Academy Awards.
Sutradara : Tom McCarthy
Skenario : Josh Singer dan Tom McCarthy
Pemain : Michael Keaton, Mark Ruffalo, Rachel McAdams, Liev Schreiber, Stanley Tucci
Rumah Tuhan seharusnya menjadi tempat paling aman di muka bumi.
Ternyata di Boston, dan di pojok manapun di dunia, rumah itu justru menjadi tempat yang berbahaya untuk anak-anak dan “kita harus berbuat sesuatu!” demikian Resendez.
Mike Resendez (Mark Ruffalo), salah satu wartawan investagasi harian Boston Globe itu memuntahkan pendapatnya dengan berapi-api. Mungkin ini satu-satunya adegan emosional dari seluruh film yang berdurasi 128 menit itu. Bukan berarti film yang diangkat berdasarkan kisah nyata ini adalah sebuah film yang hening. Sebagai sebuah film tentang tim wartawan investigasi Boston Globe yang mengungkap skandal dalam gereja Katolik (yang kemudian diikuti pengungkapan skandal di gereja-gereja Katolik lain di berbagai negara), film ini berusaha keras untuk menghindar dari adegan emosional dan eksploitatif. (more…)
CERITA PEMBALASAN DI TENGAH BADAI SALJU
Film kedelapan Tarantino yang masih saja mengejutkan dan menegangkan. Masih tentang pembalasan pada masa pasca Perang Saudara.
Sutradara : Quentin Tarantino
Skenario : Quentin Tarantino
Pemain : Kurt Russel, Samuel Jackson, Jennifer Jason Leigh, Tim Roth, Bruce Dern, Michael Madson, Channing Tatum
Quentin Tarantino adalah seorang pencerita ulung. Master of storyteller. Tak ada yang lebih asyik daripada menyaksikan dan mendengarkan tokoh-tokoh ciptaan Tarantino beraksi. Gambar dan kata sama-sama penting, dan di dalam dunia Tarantino, keduanya sudah pasti akan menimbulkan ketegangan sekaligus kegairahan.
Di dalam filmnya yang kedelapan, kita dibawa ke periode awal pemerintahan Abraham Lincoln, di sebuah padang luas di Wyoming yang baru saja digedor badai salju. Rekaman panorama ini untuk beberapa detik pertama memberikan suasana penuh tanda tanya: seorang Afro Amerika, Mayor Marquis Warren, bekas tentara yang berperang dalam Perang Saudara, yang terjebak di tengah badai salju. Sebuah kereta berisi John Ruth, sang Eksekutor—mereka menyebutnya The Hangman, karena hukuman mati sering dijalankan dengan menggantung. Di tangannya Ruth, terdapat borgol yang mengikat lengan Daisy Domergue (Jennifer Jason Leigh), seorang perempuan galak yang lebih dikenal sebagai seorang pembunuh bayaran jitu. Setelah tawar menawar yang rewel, John Ruth merelakan Mayor Warren untuk nebeng kereta mereka di tengah gempuran salju. (more…)
TENTANG SEORANG PEREMPUAN DAN LELAKI (MUDA)
TENTANG SEORANG PEREMPUAN DAN LELAKI (MUDA)
Kali ini, Tempo sepakat memilih film “About a Woman” karya Teddy Soeriaatmadja tanpa banyak perdebatan heboh. Sebuah film tentang rasa sunyi dan keintiman.
Sutradara/Skenario : Teddy Soeriaatmadja
Pemain : Tuti Kirana, Rendy Ahmad, Ringgo Agus Rahman
Produksi : Karuna Pictures
Seorang perempuan yang telah mencapai senja hidupnya. Seorang pemuda yang baru tumbuh rasa birahinya. Bersama-sama mereka hidup di sebuah rumah besar dan lengang. Lalu apa yang terjadi?
Teddy Soeriaatmadja menyelesaikan film ketiga dari trilogi Lovely Man, Something in the Way dan kini About a Woman sebagai serangkaian film tentang orang-orang di kota besar yang mengalami perubahan ketika bertemu dengan seseorang. Ketiga film itu, meski film yang terpisah, tetapi sama-sama membicarakan protagonis yang merindukan keintiman di dalam kekosongan dan kesunyian.
Di dalam film ini, protagonisnya adalah seorang Ibu berusia 60, tanpa nama dan tanpa sejarah. Kita hanya tahu dia sudah lama hidup sendiri setelah suaminya meninggal dunia. Puterinya, Laras yang sudah menikah dengan Bimo dan memiliki dua anak menetap di rumah lain. Sejak awal film, Teddy sudah membuka dengan serangkaian gambar yang berbicara:yang masih terlihat jejak kecantikannya itu sehari-hari mengisi hidupnya dengan berolaraga, makan, minum, mengerjakan puzzle dan segalanya tergantung pada Elly pembantunya. Sang Ibu lantas saja kerepotan ketika Elly mengundurkan diri. Bimo, sang menantu langsung saja mengirim keponakannya, Abi untuk membantu dan menemani sang Ibu. (more…)
DISNEY DAN ABRAMS MEMBANGUN JAGAT BARU
Karena ini film yang sangat dinantikan sejagat, sinopsis cerita hanya akan disajikan sesuai penyajian resmi. Selebihnya tonton saja.
Sutradara : J.J Abrams
Skenario : J.J Abrams, Lawrence Kasdan dan Michel Ardnt
Berdasarkan tokoh-tokoh kreasi George Lucas
Pemain : Harrison Ford, Carrie Fisher, Daisy Ridley, John Boega, Oscar Isaac, Adam Driver, Lupita Nyong’o
Tigapuluh tahun kemudian.
Begitu banyak yang sudah terjadi. Begitu banyak yang datang dan pergi. Demikian juga di dalam jagat Star Wars.
Pada notasi pertama John Williams itu, seluruh penggemar fanati di dalam bioskop seperti kena setrum: menjerit-jerit penuh kerinduan pada musik Star Wars. Sutradara J.J Abrams langsung melesat pada pokok plot film ini.
Ini adalah Star Wars generasi baru. George Lucas sudah menjual hak kreatif ciptaannya kepada Disney, dan para penonton setianya menanti dengan berdebar. Apakah Star Wars akan jadi manis seperti gulali? Atau JJ Abrams mampu menghidupkan franchise yang selama ini jadi pegangan generasi tahun 1970-an dan 1980-an dan meraup generasi milenial?
Kita berkenalan dengan mereka yang jahat: generasi kelompok hitam dengan hembusan brutal Darth Vader bernama First Order yang dipimpin Kylo Ren, Pangeran Kegelapan baru (yang diperankan Adam Driver dengan penuh kekejian). Yang penting kita juga berkenalan anak-anak muda yang masih hijau yang menjadi pembawa narasi cerita ini: Rey (Daisy Ridley) seorang perempuan remaja , yatim piatu, yang mencari makan dengan mengorek-ngorek mesin bekas dan menjualnya untuk dibarter dengan makanan. Rey kelak berkenalan dengan Finn (John Boyega), seorang anggota stormtrooper yang lari dari pasukannya dan berbalik membantu Rebellion, para pemberontak rezim First Order. Rey adalah perwakilan rakyat jelata yang menganggap nama Luke Skywalker adalah mitos yang tak mungkin sehebat seperti yang didongengkan banyak orang. (more…)
PADA SEBUAH HUTAN BERKABUT
Selama dua jam layar dipenuhi kabut yang mengerumuni hutan dan padang perang. Macbeth dan lady Macbeth dalam tafsir Justin Kurzel yang memukau dan minim kata.
Sutradara : Justin Kurzel
Skenario : Jacob Koskoff, Michael Lesslie, Todd Louiso
Berdasarkan drama karya William Shakespeare
Pemain : Michael Fassbender, Marion Cotillard , David Thewlis
***
Gentle my lord, sleek o’er your rugged looks
Be bright and jovial among your guests tonight.
( Babak 3, Adegan 2, Macbeth, William Shakespeare)
Para sineas dan sutradara teater paham satu hal, pada dasarnya menampilkan karya William Shakespeare adalah persoalan tafsir. Macbeth adalah tragedi karya Shakespeare yang paling sering ditafsirkan dalam berbagai bentuk, rupa, berbagai bahasa dan setting.
Dalam tafsir sutradara Justin Kurzel, naskah Macbeth sudah terlalu legendaris, terlalu gigantik. Maka menerjemahkannya dengan kemegahan adalah sesuatu yang klise. Bagaimana seorang sutradara masa kini bisa menandingi tafsir Akira Kurosawa terhadap Macbeth ke dunia Jepang abad tengah menjadi Throne of Blood (1957) yang magis sekaligus megah itu? Bagaimana bisa seorang sutradara masa kini melahirkan adegan-adegan Kurosawa yang tak terlupakan, misalnya saat Lady Asaji nampak santun duduk di belakang Taketoki Washizu (Toshiro Mifune), komandan samurai yang berambisi menjadi raja setelah mendengar ramalan tukang tenung itu? Meski Lady Asaji “hanyalah isteri” , tetapi ternyata kata-kata mampu menjadi menjadi kekuatan dahsyat yang mempercepat gerak Washizu untuk membunuh pimpinan.
Bagaimana pula penonton bisa melupakan tafsir Roman Polanski yang kontroversial, seperti adegan Lady Macbeth yang dikejar perasaan bersalah yang kemudian ditemukan berjalan dan bergumam dalam keadaan telanjang; atau adegan-adegan kekejian penuh darah pada akhir film ketika Macbeth berakhir di ujung pedang Macduff? (more…)
CINTA DALAM SEORANG GARIN
Sebuah film terbaru Garin Nugroho, yang sekali lagi bermain-main dengan tema cinta remaja. Penuh warna, banyak puisi dan rayu merayu.
Sutradara : Garin Nugroho
Skenario : Garin Nugroho
Pemain : Pevita Pearce, Chicco Jerikho
Produksi : MVP Pictures
Setiap kali sutradara Garin Nugroho berbicara cinta, dia merasa harus menggunakan puisi. Mungkin karena itulah puisi dianggap sebagai alat untuk menggerakkan hati perempuan. Film debut Garin Nugroho yang mengejutkan dunia perfilman Indonesia, yang di ambang kerontokan saat itu, film Cinta dalam Sepotong Roti (1991) menggunakan serangkaian puisi Sapardi Djoko Damono, yang tak hanya puitik melalui teks, tetapi juga melalui gambar. Melalui film pertamanya itu, Garin memperlihatkan sensualitas bisa lahir dengan adegan subtil dan puitis yang sekaligus berkisah tentang emosi para tokohnya.
Dalam film terbarunya Ach…Aku Jatuh Cinta, Garin mencoba bermain-main dengan nostalgia. “Film cinta yang lebay (berlebihan-red),” demikian kata Garin Nugroho. Maka dengan judul yang dibuat “remaja”, meski tak konsisten dengan ejaan antara “Aach” dan “jatuh cinta”, Garin kemudian mencoba menceburkan penonton pada suasana dagelan cinta remaja. (more…)
SEBUAH MANUSKRIP YANG PENUH TANYA
Manuskrip Go Set a Watchman konon ditemukan secara tak sengaja dan sebetulnya merupakan “induk” dari novel To Kill a Mockingbirf.
Draft ini selesai ditulis Harper Lee pada tahun 1957 dengan gaya bahasa orang ketiga yang settingnya 20 tahun setelah apa yang terjadi dalam novel To Kill a Mockingbird. Meski novel yang terbit di masa Harper Lee sudah sangat tua ini disebut “sekuel”, mereka yang sudah membaca keduanya akan merasakan ini adalah draft awal dari novel To Kill a Mockingbird.
Menurut The New York Times, naskah itu jatuh ke tangan Therese von Hohoff Torrey yang dikenal sebagai Tay Hohof, seorang editor veteran yang sangat terkesan dengan naskah awal itu. Menurut Hohoff, saat dia membaca draft awal itu, dia tahu Lee adalah seorang penulis sejati. “Setiap baris menampilkan sinarnya bahwa Lee seorang penulis,” kata Hohoff. Namun, draft itu belum menjadi novel yang matang karena isinya masih penuh serangkaian anekdot. (more…)
MENGUAK WAJAH ‘ASLI’ ATTICUS FINCH
Perlukah kita mengetahui naskah asli seorang sastrawan besar sebelum proses penyuntingan yang panjang? Atticus Finch yang dianggap lambang keadilan itu adalah sosok yang berbeda dalam novel ini.
Karya : Harper Lee
Penerbit : Willian Heinemann, London, 2015
Tebal : 278 halaman
***
Scout adalah Jean Louis Finch.
Di tahun 1950-an, Scout adalah seorang perempuan dewasa bernama Jean Louise berusia 26 tahun yang menatap ke luar jendela kereta api dalam sebuah perjalanan dari New York menuju kampung fiktif Maycomb. Pemandangan kampung halamannya segera saja mengingat kan dia pada sebuah masa kecilnya bersama seluruh kenangan bersama nama-nama yang kita kenal: Jem, Dill dan Calpurnia. Tetapi kita segera dihadapi suatu kenyataan pahit: kita harus melakukan sebuah dekonstruksi tentang sosok ideal yang selama ini kita puja: Atticus Finch. (more…)