MENCARI JOES TASLIM DI JAGAT STAR TREK
Star Trek kali ini punya daya tarik baru bagi penonton Indonesia: actor Joe Taslim. Selain itu adalah tokoh cewek jagoan baru yang menarik: Jaylah
***
Film ketiga serial Star Trek yang meninggala
STAR TREK BEYOND
Sutradara : Justin Lin
Skenario : Simon Pegg dan Doug Jung
Berdasarkan karakter dalam “Star Trek” ciptaan Gene Roddenberry
Pemain : Chris Pine, Zachary Quinto, Zoe Saldana, John Cho, Simon Pegg, Karl Urban, Anton Yelchin, Idris Elba, Sofia Boutella, Lydia Wilson, Joe Taslim, Shohreh Aghdashloo.
Mungkin penonton Indonesia ingin melihat Joe Taslim di jagat Start Trek. Mungkin para Trekkies ingin menyaksikan persahabatan bromance Kapten Kirk dan Spock .
Tapi bagi mereka yang senang laga, mungkin mereka menyaksikan edisi ketiga Start Trek ini karena sekarang tongkat sutradara diberikan pada Justin Lin yang dikenal jagoan film lafa Fast and Furious.
Apapun alasannya, film ini memenuhi segala persyaaratan sebagai film hiburan (atau di negara Barat: summer flick).
Kali ini, Star Trek dimulai dengan beberapa menit “kehidupan domestik” kru USS Enterprise yang saat itu tak sedang menjelajah. Kapten Kirk (Chris Pine) sedang bertanya-tanya pada dirinya apakah sudah waktunya dia berhenti berpetualang mencari kawasan baru di jagat tak terbatas itu; Komandan Spock (Zachary Quinto) bermasalah dengan pacarnya Letnan Nyota Uhura (Zoe Saldana) dan (John Cho) as Lieutenant Hikaru Sulu (John Cho) tampak bahagia bersama suami dan anaknya. Ini adalah adegan pasangan gay pertama yang pernah ditayangkan di jagat Star Trek yang menghebohkan, karena ini sebuah interpretasi baru tentang kehidupan pribadi para tokoh Star Trek.
Mereka, bagaimanapun adalah kru USS Enterprise yang punya darah penjelajah. Hanya dalam sekejap Kapten Kirk sudah duduk di kursi pimpinan dan menjelajahi jagat raya untuk mencari planet yang tak terjangkau. Tetapi tiba-tiba saja mereka diserang serombongan alien yang luar biasa brutal hingga mampu marangsek masuk ke dalam USS Enterprise dan menculik sebagian besar kru Kapten Kirk. Menggunakan pesawat sekoci para petinggi melesat keluar dari USS Enterprise dan meninggalkan pesawat –yang selama sudah menjadi rumah mereka. Mereka mendarat jumpalitan tercecer terpisah dan saling mencari. Spock mengalami luka berat dan didampingi Letnan Komandan Leonard McCoy (Karl Urban), dokter yang segera saja mencoba menahan pendarahan Spock yang cukup parah.Lalu muncul rombongan penjahat yang dipimpin Krall (Idris Elba) yang mempunyai beberapa letnan yang jagoan martial art. Ini sebuah plot yang formulaik. Ritme cepat, gabungan humor dan drama. Dan kali ini mereka membuang suasana gelap seperti Star Trek Into Darkness (J.J Abrams, 2013)
Skenario yang ditulis oleh aktor Simon Pegg (bersama Doug Jung) memang tidak menggunakan formula baru. Penyerangan mahluk planet karena dendam masa lalu; dan mencari pengkhianat di dalam tubuh sendiri. Di antara misi penyelamatan kru yang disandera lantas ada kesadaran ‘cinta sejati’ antara pasangan yang ribet seperti Spock dan Uhunara atau persahabatan abadi seperti Kirk dan Spock. Tapi justru yang mencuri perhatian adalah tokoh baru bernama Jaylah (Sofia Boutella) –yang menurut Simon Pegg terinspirasi dari sosok Jennifer Lawrence hingga akhirnya tokoh itu diberi Jaylah sebagai pelesetan J Law, nama panggilan Lawrence. Jaylah menjadi semacam mahluk planet lain yang juga menjadi musuh Krall karena kawan-kawannya diculik dan dibunuh. Seperti berbagai tokoh yang diperankan Jennifer Lawrence dalam film Winter’s Bone (Debra Granik, 2010), maupun serial Hunger Games, Jaylah sangat mandiri, jago berkelahi dan bahkan bisa memanfaatkan hologram untuk mengelabui musuh. Pokoknya para petinggi fleet ESS Enterprise itu takjublah melihat cewek keren ini. Dan penontonpun takjub. Tak mengherankan pada Star Trek berikutnya jika Jaylah akan dijadikan pemain reguler, karena layar jadi semakin gemilang dengan kehadiran dia.
Lalu , omong-omong, kemana Joe Taslim, aktor yang menjadi alasan kita menyaksikan film ini?
Bersama mas Idris Elba, Joe Taslim juga seluruh wajah dan tubuhnya dibungkus sedemikian rupa bahkan kita tak mengenali mereka. Nama tokoh yang diperankan Joe Taslim adalah Manas dan mata kita harus segera bisa mengenali jika kita dengan teliti menyadari satu adegan perkelahian martial art. Tentu menyenangkan melihat seorang aktor Indonesia di film studio besar , karena menembus industri Hollywood adalah pekerjaan seumur hidup. Bahwa kemampuan martial art Joe adalah modal utama, tentu suatu hari kita ingin melihat Joe Taslim sebagai aktor yang bisa menjelajahi seni peran seperti penampilannya yang bagus dalam film La Tahzan (Daniel Rifki, 2013)
Leila S.Chudori